KIMIA MEDISINAL : ANALGETIKA
ANALGETIKA Merupakan
suatu obat yang dapat menghilangkan atau menghalau rasa nyeri tanpa
menghilangkan kesadaran seseorang. Rasa nyeri dalam kebanyakan hal hanya
merupakan suatu gejala yang berperan dalam melindungi tubuh. Nyeri bisa
dianggap sebagai isyarat bahaya tentang adanya gangguan ditubuh seseoran
seperti inflamasi, kejang otot, dan sebagainya (Tjay,2002).
Nyeri merupakan suatu keadaan dimana seseorang merasakan sesuatu yang tidak
menyenangkan dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, yang mengindikasikan
bahwa telah terjadi suatu kesalahan abnormal dalam sistem sistem didalam
tubuh. Kebanyakan atau bisa jadi bahkan semua sensasi nyeri dapat
disebabkan oleh pembebasan senyawa-senyawa tertentu oleh stimulus nyeri.
Kemudian senyawa kimia yang dibebaskan tersebu akan mengeksitas ujung-ujung
saraf nyeri yang selanjutnya menyebabkan zat lain menimbulkan nyeri misalnya
vasodilatasi pembuluh darah, sehingga dapat menyebabkan rasa nyeri dalam suatu
individu. Rasa nyeri bergantung pula pada saraf yang menghantarkan impuls nyeri
ke korteks sensori di otak, maka sensai nyeri di sadari sebagai nyeri yang
tajam, menusuk, atau nyeri yang lebih bersifat ngilu. nyeri dapat berupa nyeri yang
ringan maupun nyeri yang hebat. Penyadaran sensasi nyeri sendiri
mempunyai komponen psikologis, karena meskipun nilai ambang intensitas stimulus
untuk nyeri relatif konstan pada orang yang normal, tetapi sensasi nyeri
sendiri sebagai respon terhadap stimulus nyeri dapat sangat bervariasi dari
setiap idividu. Jadi, respon setiap individu terhadap rasa nyeri dapat
berbeda-beda.
Analgetika dapat di klasifikasikan dalam 2 kelompok besar yakni :
1. Analgetika perifer
· Zat-zat yang
meringankan atau menghilangkan rasa nyeri tanpa mempengaruhi SSP atau
menurunkan kesadaran, juga tidak menimbulkan ketagihan. Kebanyakan zat ini juga
berdaya antipiretis dan atau antiradang. Contohnya adalah
paracetamol, asetosal, asam mefenamat.
· Mekanisme
Kerja Obat Analgesik Non-Nakotik : Hipotalamus merupakan bagian dari otak
yang berperan dalam mengatur nyeri dan temperature. AINS secara selektif dapat
mempengaruhi hipotalamus menyebabkan penurunan suhu tubuh ketika demam.
Mekanismenya kemungkinan menghambat sintesis prostaglandin (PG) yang
menstimulasi SSP. PG dapat meningkatkan aliran darah ke perifer (vasodilatasi)
dan berkeringat sehingga panas banyak keluar dari tubuh. Efek analgetik timbul
karena mempengaruhi baik di hipotalamus atau di tempat cedera. Respon terhadap
cedera umumnya berupa inflamasi, udem, serta pelepasan zat aktif seperti
brandikinin, PG dan histamin. PG dan brandikinin menstimulasi ujung saraf
perifer dengan membawa impuls nyeri ke SSP. AINS dapat menghambat sintesis PG
dan brandikinin sehingga menghambat terjadinya perangsangan reseptor nyeri.
Obat-obat yang banyak digunakan sebagai analgetik dan antipiretik adalah
golongan salisilat dan asetominafin (parasetamol).
2. Analgetika sentral
· Zat-zat ini bekerja terhadap
reseptor opioid khas di SSP, hingga persepsi nyeri dan respons emosional
terhadap nyeri berubah (dikurangi). Biasanya digunakan untuk menangani nyeri
yang hebat.Contohnya adalah morfin, heroin, tramadol.
· Mekanisme
kerja utamanya ialah dalam menghambat enzim sikloogsigenase dalam pembentukan
prostaglandin yang dikaitkan dengan kerja analgetiknya dan efek sampingnya.
Efek depresi SSP beberapa opioid dapat diperhebat dan diperpanjang oleh
fenotiazin, penghambat monoamine oksidase dan antidepresi trisiklik. Mekanisme
supreaditif ini tidak diketahui dengan tepat mungkin menyangkut perubahan dalam
kecepatan biotransformasi opioid yang berperan dalam kerja opioid. Beberapa
fenotiazin mengurangi jumlah opioid yang diperlukan untuk menimbulkan tingkat
analgesia tertentu. Tetapi efek sedasi dan depresi napas akibat morfin akan
diperberat oleh fenotiazin tertentu dan selain itu ada efek hipotensi
fenotiazin.
Nyeri ringan
dapat ditangani dengan obat perifer, seperti parasetamol, asetosal,
mefenaminat, propifenazon atau aminofenazon, begitu pula rasa nyeri
dengan demam. Untuk nyeri sedang dapat ditambahkan dengan kofein atau
kodein. Nyeri yang disertai dengan pembengkakan atau akibat trauma (jatuh,
tendangan, tubrukan) sebaiknya diobati dengan suatu analgetikum antiradang,
seperti aminofenazon dan NSAIDs (ibuprofen, mefenaminat, dll).
Nyeri yang hebat dapat ditangani dengan morfin atau opiat lainnya (tramadol).
Nyeri kepala migrain dapat ditangani dengan obat-obat khusus.
Dari artikel mengenai Analgetika yang sudah di
jelaskan diatas,jadi saya akan membahas tentang.Ibuprofen termasuk jenis obat
antiinflamasi nonsteroid. Obat ini dapat meredakan rasa sakit ringan hingga
menengah, serta mengurangi peradangan. Contoh gejala yang dapat ditangani ibuprofen
adalah nyeri dan sendi, migrain, nyeri menstruasi, sakit gigi, serta nyeri
setelah operasi. Di samping itu, ibuprofen juga dipakai untuk mengurangi dema dan pegal-pegal akibat flu.
Ibuprofen bekerja dengan cara menghambat enzim yang
berperan dalam produksi prostaglandin. Prostaglandin merupakan senyawa yang
dilepaskan tubuh yang menyebabkan peradangan dan rasa sakit.Perlu diperhatikan
bahwa obat ini hanya dapat mengurangi gejala, tetapi tidak menyembuhkan
penyakit penyebabnya.
KONTRAINDIKASI
- jangan diberikan untuk pasien yang memiliki riwayat alergi terhadap ibuprofen, aspirin atau NSAID lainnya.
- pasien yang akan atau telah menjalani operasi by-pass jantung sebaiknya jangan menggunakan ibuprofen.
- obat ini juga dikontraindikasikan untuk pasien yang memiliki masalah ginjal, hati, pasien yang menderita asma, urtikaria, atau radang / tukak pada lambung atau usus.
INTERAKSI OBAT
Berikut ini adalah beberapa risiko yang dapat terjadi
dari interaksi ibuprofen dengan sejumlah obat lainnya:
- Risiko perdarahan saluran pencernaan akibat ibuprofen dapat meningkat jika digunakan bersamaan dengan warfarin, kortikosteroid, obat penghambat penyerapan serotonin selektif (SSRIs), serta aspirin.
- Dapat menurunkan kandungan natrium pada urine jika dikonsumsi bersamaan dengan obat diuretik.
- Dapat mengurangi efek antihipertensi dari penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE inhibitors) atau penghalang reseptor angiotensin II (ARBs).
- Tingkat toksisitas ibuprofen dapat meningkat jika digunakan bersamaan dengan lithium atau methotrexate. Selain itu, tingkat toksisitas ibuprofen bagi ginjal juga dapat meningkat jika digunakan bersamaan dengan tacrolimus dan cyclosporine.
DOSIS
Obat nyeri ringan sampai sedang: Dewasa dan remaja:
400 miligram (mg) setiap empat sampai enam jam, sesuai kebutuhan. Anak-anak di
atas 6 bulan usia: Dosis didasarkan pada berat badan dan harus ditentukan oleh
dokter. Dosis biasanya adalah 10 miligram (mg) per kilogram (kg) berat badan
setiap enam sampai delapan jam, sesuai kebutuhan, sampai 40 mg per kg per hari.
Bayi di bawah 6 bulan: Penggunaan dan dosis harus ditentukan oleh dokter.
EFEK SAMPING
Tiap obat pasti berpotensi menyebabkan efek samping,
termasuk ibuprofen. Beberapa efek samping yang dapat terjadi saat mengonsumsi
obat ini antara lain:
- Musl dan muntah
- Perut kembung
- Nyeri ulu hati
- Gangguan pencernaan
- Diare atau konstipasi
- Sakit kepala
- Tukak lambung
- Muntah darah
- Tinja berwarna hitam atau disertai darah
Referense:
Katzung, B.G.
2002. Farmakologi Dasar dan Klinik, Edisi III. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Michael, J. N . 2006. Farmakologi Medis Edisi
Kelima. Jakarta : Erlangga.
Tjay., dan Rahardja. 2002. Obat-Obat Penting Edisi
V. Jakarta : PT. Alex Media.
PERTANYAAN :
1.Mengapa respon terhadap nyeri pada setiap individu
dapat berbeda-beda?
2. Bagaimana dampak terhadap tubuh,jika obat analgetik
narkotik digunakan dalam dosis yg besar/overdosis?
3.Amankah ibuprofen untuk ibu hamil? Jelaskan
4. Bagaimana mekanisme terjadinya sensasi nyeri?
5.Pada analgetika sentral
,golongan apa yang bisa digunakan sebagai antitusif dan contoh
Obat nya?
6.Bagaimana mekanisme kerja dari tramadol ?
7.bagaimana pemilihan obat
yang tepat dalam terapi analgrtik bagi pasien ?
Saya ingin membantu menjawab pertanyaan ke 2,
BalasHapusTelah di ketahui bahwa analgetik narkotik bekerja di SSP, dan memiliki daya penghalang nyeri yang hebat sekali 🖒. Dalam dosis besar dapat bersifat depresan umum (mengurangi kesadaran) mempunyai efek samping menimbulkan rasa nyaman (euforia).
Hampir semua perasaan tidak nyaman dapat di hilangkan oleh analgetik narkotik kecuali sensasi kulit.
Harus hati-hati menggunakan analgesik ini karena mempunyai resiko besar terhadap ketergantungan obat (adiksi) dan kecenderungan penyalahgunaan obat nantinya.
terimakasih kak,sangat membantu sekali jawabanya
Hapusdampak yang didapatkan bila seseorang menggunakan analgetik narkotik dalam jumlah besar tentulah overdosis, yang dapat menyebabkan kejang-kejang hingga kematian, namun sebelumnya seseorang tersebut akan mengalami kecanduan pastinya sehingga pengobatanny akan sangat lama jika dikehendaki agar pulih sepenuhnya
BalasHapusterimakasih kak,sangat membantu sekali jawabannya
Hapussaya setuju dengan kak ivo hanya menambahkan saja.
Hapusoverdosis menekan pusat pernafasan sehingga orang menjadi sulit bernafas. Jika seseorang tidak bisa bernapas atau tidak bernapas cukup, kadar oksigen dalam darah menurun. Bila kadar oksigen menurun, maka akan muncul tanda, antara lain jari membiru — disebut sianosis. Kekurangan oksigen pun akan membuat organ berhenti bekerja. Penghentian kerja organ vital seperti otak, jantung, dan paru-paru akan menghentikan tanda kehidupan. Dimulai dari pingsan, koma, sampai kematian.
menurut pendapat saya jawaban no 3 yaitu ibuprofen tidak aman bagi ibu hamil karena akan menyebabkan bayinya prematur atau kecacatan, sebaiknya dihindari
BalasHapusHi rizki saya ingin membantu meluruskan, benar apa yang telah di jelaskan tari bahwa ibu profen itu tidak d anjurkan untuk ibu hamil bahkan dalam dosis rendah pun juga tidak d anjurkan.
HapusKarena rentang dosis amannya kecil dan resiko efek sampingnya besar.
Jika pemberiannya untuk antinyeri dan demam maka pilihan terbaik untuk ibu hamil adalah acetaminofen/paracetamol (satu satunya anti demam dan nyeri yang benar2 aman untuk ibu hamil)
berrarti memang tidak dianjurkan untuk ibu hamil,nah bagaimana jika diberikan kepada ibu menyusui ?
Hapus6. Tramadol adalah analgesik kuat yang Berikatan dengan reseptor opioid tertentu dan meninhibisi reuptake (Reabsorpsi Neurotransmiter) norepinefrin dan serotonin Bertindak sebagai agonis opiat, tampaknya oleh aktivitas selektif pada μ reseptor juga menghambat reuptake norepinefrin dan serotonin" Tramadol mengikat secara stereospesi$k pada reseptor di sistem saraf pusat sehingga mengeblok sensasi nyeri dan respon terhadap nyeri"di samping itu tramadol menghambat pelepasan neurotransmitter dari saraf aferen yang sensitif terhadap rangsang, akibatnya impuls nyeri terhambat
BalasHapusterimakasih mbak sangat membantu sekali jawabannya
HapusUntuk prtnyaan nmr 4 saya akan coba untuk membahasnya, jadi nyeri sebenarnya adalah suatu mekanisme perlindungan tubuh untuk melindungi dan memberikan tanda bahaya tentang adanya gangguan di tubuh. Dari nyeri ini tubuh akan melakukan tindakan yang diperlukan selanjutnya.
BalasHapusMekanisme terjadinya nyeri adalah sebagai berikut rangsangan(mekanik, termal atau Kimia) diterima oleh reseptor nyeri yang ada di hampir setiap jaringan tubuh, Rangsangan ini di ubah kedalam bentuk impuls yang di hantarkan ke pusat nyeri di korteks otak. Setelah di proses dipusat nyeri, impuls di kembalikan ke perifer dalam bentuk persepsi nyeri (rasa nyeri yang kita alami)
BalasHapusSaya akan mencoba menjawab pertanyaan no 7.
sebenarnya penyembuhan nyeri adalah bersifat subyektif yang dipengaruhi oleh berbagai faktor dalam diri pasien, seperti pengalaman sebelumnya dan sugesti bahwa nyeri akan hilang. Sehingga bisa jadi seseorang akan merasakan bahwa suatu analgetika tertentu lebih ampuh dibandingkan dengan yang lainnya, untuk nyeri tertentu.
nah bagaimana jika seorang dokter atau pharmacist yg menentukan obatnya?
BalasHapuswaahh sangatt membantu sekali jawabannya kak,terimakasihh ya
Hapussedikit menambahkan setiap orang memiliki respon yang berbeda, jadi kembali kecocokan obat dan orang tersebut
Hapus6. Tramadol mengikat secara stereospsifik pada reseptor di sistem saraf pusat sehingga menghentikan sensasi nyeri dan respon terhadap nyeri. Di samping itu TRAMADOL menghambat pelepasan neutrotransmiter dari saraf aferen yang bersifat sensitif terhadap rangsang, akibatnya impuls nyeri terhambat.
BalasHapusAssalamualaikum menurut saya jawaban dari nomor 5 iu adalah :
BalasHapusPenggunaan antitusif mungkin berguna yaitu untuk batuk yg mengganggu tidur.analgetika yg digunakan sebagai antitusif biasanya termasuk golongan analgetik narkotik,contohnya kodein.
menurut saya Inflamasi adalah reaksi kompleks terhadap agen/bahan yang merugikan misalnya mikroba dan sel yang rusak (biasanya nekrosis), yang berupa respon vaskuler, migrasi dan aktivasi leukosit serta reaksi sitemik. Gambaran umum inflamasi adalah reaksi pembuluh darah, yang menyebabkan akumulasi cairan dan leukosit di jaringan ekstravaskuler. Respon inflamasi berkaitan erat dengan proses perbaikan. Inflamasi berfungsi menghancurkan, mengencerkan atau membatasi agen yang merugikan dan memicu terjadinya serangkaian proses yang mencoba untuk memulihkan dan mengantikan jaringan yang rusak.
BalasHapusReaksi inflamasi dipicu oleh berbagai rangsangan:
(1) Infeksi (bakteri, virus, jamur, parasit) dan toksin bakteri
(2) Nekrosis jaringan mendatangkan inflamasi tanpa memperhatikan penyebab dari kematian sel, proses iskemik akan menurunkan aliran darah (pada kasus myocard infark)
(3) Trauma atau cedera fisik dan trauma kimia (seperti cedera kebakaran atau kerusakan kulit akibat suhu ekstrim, radiasi (terpapar lingkungan kimia)
(4) Benda asing (serpihan, kotoran,sutura) yang mungkin menimbulkan inflamasi untuk dirinya sendiri atau karena cedera jaringan akibat trauma atau dari mikroba
(5) Reaksi imunitas (juga disebut hipersensitivitas) dimana reaksi secara normal sistem imun melindungi dari kerusakan pada jaringan individunya sendiri.
Secara singkat mekanisme inflamasi dapat dijelaskan sbb : pelepasan zat kemudian menyebabkan vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas dinding kapiler. reseptor nyeri mengalami perangsangan kemudian protein dan cairan keluar dari pembuluh darah kapiler dan sel fagosit migrasi ketempat cidera untuk merusak zat-zat yang dianggap berbahaya
7. sebenarnya penyembuhan nyeri adalah bersifat subyektif yang dipengaruhi oleh berbagai faktor dalam diri pasien, seperti pengalaman sebelumnya dan sugesti bahwa nyeri akan hilang. Sehingga bisa jadi seseorang akan merasakan bahwa suatu analgetika tertentu lebih ampuh dibandingkan dengan yang lainnya, untuk nyeri tertentu.
BalasHapus7. sebenarnya penyembuhan nyeri adalah bersifat subyektif yang dipengaruhi oleh berbagai faktor dalam diri pasien, seperti pengalaman sebelumnya dan sugesti bahwa nyeri akan hilang. Sehingga bisa jadi seseorang akan merasakan bahwa suatu analgetika tertentu lebih ampuh dibandingkan dengan yang lainnya, untuk nyeri tertentu.
BalasHapusmenurut saya sensasi nyeri dimulai dari proses tranduksi kemudian tranmisi, modulasi dan baru lah terjadi persepsi nyeri
BalasHapussaya akan menambah kan bahwa ibu profen itu tidak d anjurkan untuk ibu hamil bahkan dalam dosis rendah pun juga tidak d anjurkan.Karena obat tersebut dapat memberi pengaruh buruk untuk perkmbngan janin sehingga lebih baik tidak mengkomsumsi nya
BalasHapusmnrt saya hrs di hubungi dokter jika ada efek smping
BalasHapusSaya mencoba untuk menjawab pertanyaan nomor 3 menurut saya ibuprofen tidak aman dikonsumsi ibu hamil karena dapat memberikan efek yang tidak baik kepada bayi,misalnya cacat atau pun terdapat gangguan terhadap bayi
BalasHapusTerima kasih
Assalamu'alaikum , mau bantu jawab pertanyaan no 2 ., sebaiknya ketika ibu hamil jangan mengkonsumsi ibuprofen, karena Ibuprofen adalah obat yang termasuk dalam kategori obat anti inflamasi non-steroid (NSAID).
BalasHapusSebagian besar obat-obatan dalam kategori NSAID harus dihindari selama kehamilan, karena obat-obatan tersebut dapat menimbulkan bahaya bagi ibu hamil dan bayinya.
Bahkan bagi wanita yang sedang dalam program hamil, ibuprofen merupakan pantangan. Obat ini mengurangi produksi prostaglandin, yang sangat penting untuk ovulasi dan penempatan embrio dalam rahim.
pertanyaan no 2
BalasHapusTelah di ketahui bahwa analgetik narkotik bekerja di SSP, dan memiliki daya penghalang nyeri yang hebat sekali 🖒. Dalam dosis besar dapat bersifat depresan umum (mengurangi kesadaran) mempunyai efek samping menimbulkan rasa nyaman (euforia).
Hampir semua perasaan tidak nyaman dapat di hilangkan oleh analgetik narkotik kecuali sensasi kulit.
Harus hati-hati menggunakan analgesik ini karena mempunyai resiko besar terhadap ketergantungan obat (adiksi) dan kecenderungan penyalahgunaan obat nantinya.
No 6
BalasHapusSetelah pemakaian secara oral seperti dalam bentuk kapsul atau tablet, tramadol akan muncul di dalam plasma selama 15 sampai 45 menit, mempunyai onset setelah 1 jam yang mencapai konsentrasi plasma pada mean selama 2 jam. Absolute oral bioavailability tramadol kira-kira sebesar 68% setelah satu dosis dan kemudian meningkat menjadi 90 hingga 100% pada banyak pemakaian (multiple administration).8 Tramadol mengalami metabolisme hepatik, secara cepat dapat diserap pada traktus gastrointestinal, 20% mengalami first-pass metabolism di dalam hati dengan hampir 85% dosis oral yang metabolisir pada relawan muda yang sehat. Hanya 1 metabolit, O-demethyl tramadol, yang secara farmakologis aktif. Mean elimination half-life dari tramadol setelah pemakaian secara oral atau pemakaian secara intravena yakni 5 hingga 6 jam. Hampir 90% dari suatu dosis oral diekskresi melalui ginjal. Elimination half life meningkat sekitar dua kali lipat pada pasien yang mengalami gangguan fungsi hepatic atau renal. Pada co-administration (pemakaian bersam-sama) dengan carbamazepine untuk mempengaruhi enzim hepatic, elimination half-life dari tramadol merosot.8 Pada wanita hamil dan menyusui, tramadol dapat melintasi plasenta dan tidak merugikan janin bila digunakan jauh sebelum partus, hanya 0,1% yang masuk dalam air susu ibu, meskipun demikian tramadol tidak dianjurkan selama masa kehamilan dan laktasi. Walau memiliki sifat adiksi ringan, namun dalam praktek ternyata resikonya praktis nihil, sehingga tidak termasuk dalam daftar narkotika dikebanyakan negara termasuk Indonesia.
No 3
BalasHapusIbuprofen merupakan suatu obat golongan NSAID / OAINS (obat anti inflamasi non-steroid). Memiliki khasiat anti nyeri, anti demam dan anti peradangan. Sehingga sangat umum digunakan pada kondisi-kondisi demam, nyeri, radang.Pada kehamilan, pemakaiannya tidak direkomendasikan. Pada trimester 1 dan 2 (bulan 0-6) Ibuprofen dianggap memiliki indeks keamanan . Pada trimester terakhir indeks keamanannya dan dapat menyebabkan kelainan jantung bawaan. Sehingga secara umum tidak dibenarkan penggunaannya pada ibu hamil.
berdasarkan Prinsip penatalaksanaan nyeri
BalasHapusPengobatan nyeri harus dimulai dengan analgesik yang paling ringan sampai ke yang paling kuat
Tahapannya:
Tahap I : analgesik non-opiat : AINS
Tahap II : analgesik AINS + ajuvan (antidepresan)
Tahap III : analgesik opiat lemah + AINS + ajuvan
Tahap IV : analgesik opiat kuat + AINS + ajuvan
Contoh ajuvan : antidepresan, antikonvulsan, agonis α2, dll.
ibu profen itu tidak d anjurkan untuk ibu hamil bahkan dalam dosis rendah pun juga tidak d anjurkan.
BalasHapusKarena rentang dosis amannya kecil dan resiko efek sampingnya besar.
Jika pemberiannya untuk antinyeri dan demam maka pilihan terbaik untuk ibu hamil adalah acetaminofen/paracetamol (satu satunya anti demam dan nyeri yang benar2 aman untuk ibu hamil)
saya akan menambahkan jawaban dari nindy ibupropen masih bisa digunakan oleh ibu hamil namum penggunaan obatnya harus dipantau, untuk mengurangi efek samping obat
Hapussaya akan menjawab pertanyaan nomor 3 ibuprofen tergolong obat yang tidak dianjurkan dikonsumsi selama kehamilan. Obat ini oleh US Food and Drug Administration (FDA) dikategorikan sebagai obat yang dapat membahayakan janin jika dikonsumsi pada usia trimester kehamilan ketiga.
BalasHapuskonsumsi ibuprofen selama trimester ketiga secara rutin dapat menyebabkan bagian dalam jantung janin menutup secara prematur, kerusakan jantung, kerusakan paru-paru, bahkan hingga dapat menyebabkan kematian janin. Beberapa penelitian juga menyebut jika konsumsi ibuprofen untuk ibu hamil dapat meningkatkan risiko penurunan jumlah cairan ketuban dan kesulitan dalam proses persalinan. Risiko tersebut akan meningkat terutama jika konsumsi ibuprofen dikombinasikan dengan obat lain seperti aspirin dan naproxen.
untuk jawaban no 1 yaitu ahmadmantiq 11 Oktober 2016 Tinggalkan sebuah Komentar
BalasHapusSetiap orang memiliki pendapat yang berbeda dalam merasakan rasa sakit. Contohnya ibu A menyatakan sakit luar biasa saat melahirkan, sedangkan ibu B berpendapat sakit melahirkan biasa saja.
Mengapa bisa berbeda?
Apa yang menyebabkan perbedaan di antara mereka?
Adanya perbedaan tentang rasa sakit di antara orang satu dengan yang lain karena masing-masing dari kita memiliki ambang batas rasa sakit yang berbeda pula. Apa itu ambang batas rasa sakit?
Sebelumnya kita harus mengenali apa itu rasa sakit?
Sakit adalah mekanisme perlindungan diri dalam tubuh yang akan muncul ketika suatu jaringan mengalami kerusakan. Dan ini menyebabkan individu bereaksi untuk menghilangkan rasa nyeri. Sebagai contoh sederhana, duduk di kursi yang terlalu lama akan menyebabkan kerusakan jaringan karena kurangnya aliran darah pada kulit karena tertekan oleh berat badan.
Hal ini menyebabkan kondisi iskemia dan rasa sakit pada area kulit tersebut. Pada orang normal, dia akan merubah posisi duduknya atau bahkan berdiri untuk mengurangi rasa sakitnya, tetapi pada orang yang kehilangan sensasi sakit, seperti pada penderita kelainan batang otak (spinal cord injury), dia tidak akan beranjak dari tempat duduknya. Hal ini akan menyebabkan ulserasi pada kulit yang mengalami tekanan. Ini membuktikan bahwa masing-masing individu memiliki reaksi sakit yang berbeda-beda meskipun menerima rangsangan nyeri yang sama.
Respons yang bervariasi terhadap stimulus sakit yang identik bukan disebabkan oleh perbedaan persepsi rasa sakit tetapi disebabkan oleh variasi reaksi rasa sakit. ‘Reaksi rasa sakit’ adalah istilah yang digunakan untuk mendiskripsikan integrasi dan apresiasi rasa sakit pada sistem saraf pusat di korteks dan thalamus posterior.
Orang dianggap mempunyai ambang batas rasa sakit yang tinggi bila ia hanya memberikan sedikit atau tidak bereaksi terhadap stimulus sakit, sedang orang dianggap mempunyai ambang batas sakit rendah bila ia cenderung memberi eraksi berlebihan terhadap stimulus yang sama atau yang lebih kecil. Dengan kata lain ambang rasa sakit umumnya berbanding terbalik dengan reaksi terhadap rasa sakit.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi ambang batas rasa sakit diantaranya psikologis, usia, jenis kelamin dan hormonal. Jadi sensasi sakit tiap orang berbeda.
Tramadol adalah analgesik kuat yang bekerja pada reseptor opiat.
BalasHapusTramadol mengikat secara stereospsifik pada reseptor di sistem saraf pusat sehingga menghentikan sensasi nyeri dan respon terhadap nyeri. Di samping itu TRAMADOL menghambat pelepasan neutrotransmiter dari saraf aferen yang bersifat sensitif terhadap rangsang, akibatnya impuls nyeri terhambat.